Judul Resensi :Seorang
Ayah Yang Peduli Dengan Anaknya, Dengan Membeli Lukisan Anaknya
Judul Buku : Lukisan Untuk Papah
Pengarang : Nanan Ginanjar, dkk
Penerbit : PT Penerbitan Sarana
Bobo
Tebal Buku : 144 Halaman
Harga Buku : Rp 12.000
Cetakan : 45
Dari kumpulan cerpen
penerbit PT Penerbitan Sarana Bobo, banyak
menggarap cerita tentang kisah seorang anak yang dimana butuh sekali
pengorabanan yang luar biasa. Dari mulai
yang menyedihkan hingga menggembirakan. Sehingga ceritanya pun asyik dan enak
terus dibaca, tidak membosankan. Dari kumpulan cerpen ini, banyak menyajikan
cerita-cerita menurut pengalaman pribadi, sehingga pembaca pun tertarik untuk
membacanya.
Dalam cerita ini banyak
mengajarkan kita untuk lebih berusaha, lebih
sabar, tidak putus atau pantang menyerah dan menjalani hidup dengan usaha
dan bekerja yang sungguh-sungguh dan baik. Mungkin didalam cerita lain,
berbeda, karena setiap cerita mempunyai nilai-nilai yang berbeda. Dalam buku
ini pun banyak sekali cerita-cerita dan beberapa pengarang yang sangat kreatif,
seperti halnya Nanan Ginanjar, dkk. Jangan heran, banyak yang menyukai karya
mereka, dengan membaca cerpen ini. Dalam cerita “Buku Baru” karya Leilla
Claudiya diceritakan tentang seorang gadis bernama Nanai yang mencari buku baru
berjudul Cermin Ajaib tapi ternyata buku itu sudah dipinjam oleh Andi temannya
dengan menyuruh temannya. Pada cerpen “Lelaki Tua di Gerbang Sekolah” karya
Pupuy Huriah menceritakan tentang seorang lelaki tua yang selalu berada
digerbang sekolah, kakek tua itu ternyata ingin memberikan topi kepada Ipal.
Ada lagi cerita “Lukisan Untuk Ayah” karya Nanan Ginanjar menceritakan tentang
seorang anak yang merasa tidak dperhatikan oleh ayahnya, dan ia melukis seorang
ibu dan anaknya, dan ketika pameran disekolah , ayahnya membeli lukisan
tersebut tanpa sepengetahuan Nana, ketika ayahnya pulang, Nana terkejut melihat
lukisannya dibeli oleh ayahnya. Cerita “Rempeyek” karya Rosdarhanayati
menceritkan seorang gadis yang berjualan rempeyek, tapi entah kenapa teman-temannya
mengatakan dia rempeyek, apa mungkin wajahnya banyak sekali jerawat sehingga ia
dikatakan oleh temannya. Keesokan harinya ia tak mau berjualan lagi, kerena ia
malu dikata-katain oleh temannya, dan akhirnya sang ibulah yang berjualan.
Nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen ini sangat bagus
dan membuat kumpulan cerpen ini sungguh bernilai, liat saja sudah berapa banyak
yang dikeluarkan oleh penerbit PT Penerbitan Sarana Bobo, karena ceritanya
bagus dan mengasyikan, dan tidak terlalu membosankan.
Dalam cerpen ini, juga terdapat gambarnya, sehinnga pembaca pun ikut
tertarik untuk membacanya.
Bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti, tidak ada bahasa asing dalam
cerpen ini.
Kumpulan cerpen ini menjadi kumpulan cerpen yang baik, karena selalu saja
ada keluaran baru dari penerbit PT Penerbitan Sarana Bobo.
Kita dapat mengambil hikmahnya setelah membaca cerpen ini, dari nilai
moral, makna hidup sekaligus nilai-nilai estetik yang dikandungnya.
Dari cerpen yang satu dengan dengan cerpen yang lain, dapat diambil nilai
kesopanan, yaitu dimana kita harus selalu mengharagai orang, baik yang lebih
muda dari kita atau yang lebih tua dari kita.
Dalam cerpen ini, si
pengarang menggunkan bahasa yang terlalu kekanak-anakan. Memang buku ini untuk
anak-anak, tetapi banyak juga para remaja dan orang dewasa yang membaca buku
ini, lebih disarankan untuk menggunakan bahasa yang tidak terlalu
kekanak-kanakan. Dan dari penerbit pun, tidak dituliskan bulan dan tahun
keberapa cerpen ini dikeluarkan, sehingga pembaca pun tidak tahu kapan buku ini
terbit. Dan ada cerita yang tidak nyambung disaat membaca cerpen ini, sehingga
timbul rasa yang membosankan, walaupun ceritanya bagus. Walaupun kumpulan
cerpen ini lebih untuk anak-anak, banyak sekali pelajaran yang dapat kita
ambil.
Resensator
Ajeng Setyarini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar